Para Penggerak Wisata dan Penggiat Lingkungan Tidak Ada Ego Sentral Dalam Memajukan Desa

Para Penggerak Wisata dan Penggiat Lingkungan Tidak Ada Ego Sentral Dalam Memajukan Desa

Smallest Font
Largest Font

Jurnalissatu.com - Multipihak berkolaborasi mewujudkan Desa Wisata Edukasi Ciderum. Berbagai pihak terkait menghadiri kegiatan Milad Desa Wisata Edukasi Ciderum di Cafe Sicabar, Kampung Batukembar, Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Kegiatan Milad ini bertajuk "From Trash Become A Education (ari sampah menjadi edukasi)", peresmian sisi Cai Batukembar (Sicabar) Farm dan miniatur sampah berbasis kemasyarakatan, serta diselipkan pula pengukuhan PAC Himpunan Peternak Domba Kambing (HPDKI) Kecamatan Caringin.

Acara dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Bogor Yudi Santosa, pejabat Dinas Ketahanan Pangan (DKP), Dinas Pertanian dan Peternakan (Disnakan), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Sekcam Caringin, Plant Manager PT Tirta Investama Ciherang (AQUA) Joko Prasodjo, Ketua HPDKI Bogor Raya Diaz Yudha, Polsek Caringin, Koramil Caringin, Pemdes Ciderum, Asosiasi Desa Wisata, penyuluh, serta sejumlah komunitas pegiat lingkungan di antaranya GSO, Indonesia Green Ranger, Hutan Organik, dan Satgas Lingkungan Caringin.

Owner Sicabar Farm sekaligus pengurus Desa Wisata Ciderum, Yuhan Subrata mengatakan,  bahwa lokasi Desa Wisata Ciderum semula sebuah jurang tempat pembuangan sampah liar masyarakat. Namun kini berkat perjuangan dan keringat warga yang peduli di bawah Ketua Desa Wisata Benny menjadi tempat yang jauh lebih indah dan bersih. Strata sosial masyarakat sekitar pun ikut terangkat.

"Hari ini kami sengaja mengundang empat dinas dari Kabupaten Bogor termasuk pihak AQUA DNA para penggerak wisata serta pegiat lingkungan lingkungan supaya tidak ada ego sektoral dalam memajukan desa wisata serta supaya ada sinergi antara sektor pariwisata, ketahanan pangan, pertanian, peternakan serta lingkungan hidup," ujar Yuhan Subrata, Selasa (10/9/2024).

Ia menjelaskan, untuk selanjutnya lokasi Desa Wisata Ciderum akan dijadikan pusat pelatihan atau edukasi pengolahan sampah dari rumah skala kecil, budidaya domba Garut, dan B2SA. Ini penting karena para pemuda zaman ini sudah tidak mau lagi terjun ke dunia peternakan dan pertanian.

"Mudah-mudahan kalau ada program ketahanan pangan dari pemerintah nanti lari ke tempat ini," harapnya.

Khusus kepada pihak AQUA, kata Yuhan, agar mengharuskan seluruh karyawannya untuk secara bergilir melaksanakan kegiatan edukasi pengolahan sampah di Desa Wisata Ciderum.

"Karena jangan bicara desa wisata kalau sampahnya belum bisa ditangani dengan baik ini juga yang selama ini masih menjadi persoalan di 70 desa wisata di Kabupaten Bogor," tambahnya.

"Menciptakan bebas sampah perlu mengubah mindset masyarakat. Memang tidak segampang membalikkan telapak tangan. Harus dididik dari rumah, sekolah, kantor, dan perusahaan," ujarnya.

Sementara itu, Kadisbudpar Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, menyampaikan, untuk memajukan desa wisata perlu semangat para penggerak wisata serta perlu dukungan dari Pemerintah Desa setempat.

"Perlu ada ciri khas desa wisata. Misalnya pengolahan sampah dan event. Disbudpar siap dukung. Kami harapkan tak selalu kegiatan event itu di Stadion Pakansari tapi di setiap desa wisata. Kami juga mendorong seluruh perusahaan jika menggelar gathering itu dilakukan di desa wisata," ungkapnya.

Plant Manager PT Tirta Investama Ciherang (AQUA), Joko Prasodjo, dalam kesempatan menyerahkan simbolis bantuan Rumah Pengelolaan Sampah kepada Ketua Desa Wisata Ciderum, Benny, sebagai bentuk dukungan nyata. (Risky)

Editors Team
Daisy Floren