Jadikan Ajang Silaturahmi Palara Jamaah di Milad ke 2 Perguruan Bela Diri Ilmu Laduni Sekar Jati Nur Auliya
Jurnalissatu.com – Perayaan Milad ke-2 Perguruan Bela Diri Ilmu Laduni Sekar Jati Nur Auliya tidak hanya menjadi ajang silaturahmi para Jamaah, namun juga menjadi momen untuk meneguhkan komitmen dalam meningkatkan iman dan taqwa.
Acara yang berlangsung khidmat di padepokan yang beralamat di Kampung Lukut, Desa Parakan Muncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor ini diisi dengan berbagai kegiatan spiritual, termasuk pembacaan ayat suci Al-Quran.
Maha Guru H. Suripan dalam sambutannya mengatakan bahwa perguruan Sekar Jati Nur Auliya adalah perguruan beladiri ilmu Laduni yang merupakan karomah dari Sunan Kalijaga yang mengajarkan keyakinan kepada Allah swt.
"Ilmu ini bertujuan untuk membentuk karakter yang mulia, menjauhi perbuatan buruk, dan memberikan perlindungan dari segala macam bahaya," ujarnya, Minggu (10/11/24).
Ia menjelaskan bahwa ilmu laduni ini bukan sekadar bela diri, melainkan sarana syiar Islam dan perlindungan diri. Ilmu ini dapat digunakan untuk menolong sesama dan menangkal kejahatan fisik maupun gaib.
"Ketika ada seseorang yang akan melakukan kedholiman secara fisik atau pun non fisik, maka secara otomatis pelaku akan kaku atau lemas atau tergantung apa yang di ucapakan." jelasnya.
Menurutnya ilmu laduni tidaklah sesuai untuk diterapkan dalam olahraga bela diri yang bersifat kompetitif, seperti kejuaraan atau pertandingan yang menawarkan hadiah.
"Tujuan utama dari ilmu bela diri ini adalah sebagai sarana dakwah Islam. Yaitu, untuk mengajak seluruh umat manusia bertaubat, memperbaiki perilaku, dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Selain itu, ilmu laduni diharapkan dapat memberikan perlindungan dari Allah SWT bagi para praktisi yang tengah menghadapi bahaya." paparnya.
"Ilmu Laduni ini juga dapat menolong orang lain, dan juga bisa menghentikan kejahatan yang di lihat secara langsung dan menghentikan kejahatan ghoib seperti guna guna, santet, teluh, sihir, dan sebagainya." sambung Maha Guru H. Suripan.
Sebagai seorang guru, beliau menegaskan bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas ilmu yang diajarkan baik di dunia maupun di akhirat, dengan syarat para jemaah senantiasa mengikuti petunjuknya.
"Petunjuk tersebut mencakup ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT, taubat yang sungguh-sungguh, serta menjalankan seluruh perintah agama dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika ada murid yang melanggar ajaran agama, maka taubatnya dianggap batal dan saya selaku guru tidak lagi bertanggung jawab atas ilmu yang telah diberikan." tegasnya.
Di akhir kalimat, beliau mengajak seluruh jamaah untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain, serta senantiasa mengasah, menyayangi, dan saling menjaga kesejahteraan sesama.
"Dengan demikian, kita semua diharapkan dapat meraih keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak." tutupnya.
Narto, warga Citeurep, Bogor, dan murid Perguruan Bela Diri Ilmu Laduni Sekar Jati Nur Auliya selama hampir dua tahun, mengungkapkan pengalaman berharga selama mengikuti pelatihan.
Ia merasa lebih tekun beribadah dan memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap sesama. "Salah satu pengalaman unik adalah berhasil menyembuhkan orang kesurupan hanya dengan membaca basmalah dan mengucapkan kata 'sembuh'. Hasilnya pun instan, orang yang kesurupan langsung kembali normal." pungkasnya. ( Risky )